

Kasus terkait kasus rahim copot yang diceritakan oleh seorang dokter, saat ini sedang hangat menjadi perbincangan. Kasus tersebut termasuk kondisi yang tidak biasa dan terjadi akibat persalinan tidak aman yang tidak dilakukan oleh tenaga medis.
Persalinan dengan tenaga kesehatan menggunakan peralatan yang aman, bersih, dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya. Persalinan yang aman tidak hanya dilakukan saat proses persalinan tetapi juga dilakukan sebelum dan setelah persalinan.
Asuhan persalinan normal diperlukan untuk mengurangi risiko terjadinya komplikasi pada ibu dan bayi. Berikut tahap asuhan persalinan normal:
Tahap ini dilakukan saat ibu pertama kali datang untuk bersalin. Dokter atau bidan akan melakukan pemeriksaan kondisi tekanan darah, suhu tubuh, detak jantung janin, posisi janin, dan keluhan yang dirasakan ibu, seperti sakit kepala atau perdarahan, serta menggali riwayat kesehatan ibu.
Pemantauan proses persalinan dengan memantau pembukaan serviks dan posisi bayi secara berkala. Selain itu, asuhan persalinan normal juga termasuk pemberian cairan, nutrisi, dan dukungan kenyamanan.
Tenaga medis seperti dokter atau bidan memberikan dukungan psikologis dan rasa aman kepada ibu dengan memberi penjelasan proses persalinan sehingga memberikan rasa aman dan nyaman pada ibu.
Tindakan yang dilakukan saat pembukaan lengkap dengan menuntun ibu mengejan efektif serta menolong kelahiran kepala, bahu, dan badan bayi hingga melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) bila kondisi memungkinkan.
Setelah bayi lahir, asuhan persalinan normal dilanjutkan dengan pemantauan kesehatan ibu dan bayi dengan memantau tanda vital ibu selama 2 jam pertama pasca persalinan dan memastikan plasenta keluar lengkap. Memberikan edukasi tentang menyusui, perawatan diri, tanda bahaya, serta rencana pemulangan.
Dalam kondisi tertentu, persalinan normal tidak dapat diteruskan jika muncul komplikasi, seperti gawat janin, kelelahan ibu yang berat, atau indikasi lilitan tali pusat. Pada situasi seperti ini, operasi sesar dapat menjadi solusi yang paling aman untuk melindungi keselamatan ibu dan bayi.
Berikut beberapa tanda bahaya pada persalinan yang memerlukan penanganan segera:
Perdarahan berlebih umumnya terjadi jika kontraksi rahim yang diperlukan untuk melepaskan plasenta terlalu lemah. Ibu yang mengalami perdarahan harus segera mendapatkan transfusi darah.
Plasenta akan keluar dengan sendirinya dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir. Namun, jika plasenta tidak kunjung terlihat selama waktu tersebut maka dokter perlu mengeluarkan plasenta secara manual atau memberi obat perangsang kontraksi.
Persalinan yang terlalu lama dapat menguras tenaga ibu dan meningkatkan risiko perdarahan.
Ketika mendekati waktu kelahiran, kepala janin normalnya berada di bawah untuk keluar melalui vagina. Ibu hamil dengan posisi janin sungsang atau melintang atau janin terlilit tali pusar sebaiknya melakukan operasi caesar.
Ibu hamil dengan hipertensi dan tekanan darah terus meningkat sangat berisiko untuk melakukan persalinan normal. Oleh karena itu, ibu hamil harus melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin.
Persalinan aman memerlukan persiapan sejak masa kehamilan. Rutin periksakan kondisi kehamilan ibu untuk memantau kesehatan ibu dan kondisi janin sehingga dapat melakukan persalinan dengan aman dan lancar.
RSU Astrini Wonogiri menyediakan layanan profesional, fasilitas lengkap, serta dokter spesialis obgyn yang berpengalaman untuk langkah menuju persalinan yang aman dan terencana dengan jadwal praktik:
Kesehatan Ibu dan Buah Hati adalah investasi terpenting. Pendaftaran Poliklinik Obgyn dapat langsung dilakukan melalui nomor kami di 0851-4124-4848 atau klik link berikut: https://wa.me/6285141244848.
Referensi: