Waspada Leptospirosis: Kenali Bahaya dan Cara Mencegahnya

Solusi untuk Ibu Bekerja: Tetap Berikan ASI dengan Lancar
Agustus 10, 2025
Wujudkan Kepedulian Sosial: RSU Astrini Wonogiri Gelar Donor Darah Spesial Kemerdekaan RI Ke-80
Agustus 22, 2025

Waspada Leptospirosis: Kenali Bahaya dan Cara Mencegahnya

Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans dan ditularkan melalui air atau tanah yang terkontaminasi kencing hewan, terutama tikus. Selain tikus, hewan yang dapat menjadi sarana penyebaran bakteri Leptospira adalah anjing, babi, kuda, dan sapi. Penyakit ini menjadi perhatian serius, terutama saat musim hujan atau banjir, karena bakteri ini mudah menyebar di lingkungan yang lembab dan kotor.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Jawa Tengah, per tanggal 13 Februari 2025 tercatat 61 kasus yang disebabkan bakteri leptospira. Hal ini menunjukkan perlunya kesadaran dan tindakan pencegahan lebih lanjut, terutama bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir dan sanitasi buruk.

 

Gejala Leptospirosis

Gejala leptospirosis dapat muncul mulai dari gejala ringan hingga berat dan sering kali menyerupai penyakit lain seperti demam berdarah atau flu. Gejala umum leptospirosis antara lain:

  1. Demam tinggi mendadak hingga menggigil
  2. Sakit kepala
  3. Nyeri otot, terutama di betis dan punggung bawah
  4. Mata memerah dan kulit menguning
  5. Mual, muntah, diare
  6. Bintik-bintik merah pada kulit yang tidak hilang saat ditekan

Jika keluhan tidak membaik dalam waktu 1 minggu, penyakit leptospirosis dapat berkembang menjadi lebih serius yang disebut dengan sindrom Weil. Fase ini ditandai dengan kerusakan organ penting seperti hati, ginjal, dan paru-paru, dan dapat berujung fatal (kematian) jika tidak segera ditangani.

 

Tips Mencegah Penularan Leptospirosis:

  1. Menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setiap kali selesai menangani hewan atau produk hewani.
  2. Gunakan pelindung seperti sepatu bot dan pakaian tertutup saat berinteraksi dengan air atau tanah yang kotor.
  3. Bagi petugas atau pekerja yang menangani hewan, selalu kenakan pakaian pelindung saat bekerja.
  4. Memastikan penyimpanan makanan dan minuman yang terhindar dari tikus.
  5. Pastikan air yang akan dikonsumsi telah direbus agar aman dari kontaminasi.
  6. Cegah keberadaan tikus di rumah dengan menjaga kebersihan dan menutup akses masuknya.

Leptospirosis adalah penyakit yang bisa menyerang siapa saja, terutama di daerah dengan sanitasi buruk atau saat terjadi banjir. Meskipun sebagian besar kasus bisa sembuh dengan cepat, fase lanjut seperti sindrom Weil sangat berbahaya dan memerlukan penanganan serius.

Jangan menunda pemeriksaan jika mengalami gejala setelah terkena banjir atau mengonsumsi makanan yang terpapar. Semakin cepat ditangani, maka semakin kecil risiko komplikasi.

Segera kunjungi RSU Astrini untuk pemeriksaan dan perawatan oleh dokter spesialis pentakit dalam. Pendaftaran dapat langsung dilakukan melalui nomor kami di 0851-4124-4848 atau klik link berikut: https://wa.me/6285141244848. Mari kita jaga diri, keluarga, dan lingkungan dari ancaman leptospirosis!

 

Referensi:

  1. Jatengprov.go.id. (2025). Waspadai Leptospirosis, Jangan Buang Bangkai Tikus Sembarangan. URL: https://jatengprov.go.id/publik/waspadai-leptospirosis-jangan-buang-bangkai-tikus-sembarangan/.
  2. Ditjen Keslan Kemenkes. (2022). Leptospirosis. URL: https://keslan.kemkes.go.id/view_artikel/1952/leptospirosis.
  3. Halodoc. 2024. Leptospirosis. URL: https://www.halodoc.com/kesehatan/leptospirosis.

Comments are closed.